Balikpapan, Nansarunai.com – Kerajaan Nansarunai adalah salah satu kerajaan kuno yang pernah berdiri di Kalimantan Tengah, Indonesia, khususnya di wilayah yang kini dikenal sebagai Kabupaten Barito Timur dan sekitarnya. Kerajaan ini didirikan oleh masyarakat Dayak Maanyan, sebuah sub-suku Dayak yang memiliki peran penting dalam sejarah dan kebudayaan di wilayah Kalimantan. Keberadaan Kerajaan Nansarunai menjadi simbol kejayaan masa lampau masyarakat Dayak sebelum pengaruh kolonial dan kerajaan-kerajaan luar memasuki wilayah tersebut.
Awal Mula Kerajaan Nansarunai
Menurut catatan sejarah dan tradisi lisan masyarakat Dayak Maanyan, Kerajaan Nansarunai diperkirakan berdiri pada abad ke-12 Masehi. Kerajaan ini mengambil nama dari daerah “Nansarunai,” yang dalam bahasa Maanyan berarti “tempat yang luas dan subur.” Lokasi kerajaan ini terletak di sepanjang aliran Sungai Barito, yang merupakan jalur utama transportasi dan perdagangan pada masa itu. Letaknya yang strategis membuat Nansarunai menjadi pusat perdagangan dan budaya di wilayah Kalimantan Tengah.
Kerajaan ini dipimpin oleh para pemimpin yang disebut “Datu Nansarunai,” yang berperan sebagai raja sekaligus kepala suku. Mereka memerintah dengan menggunakan sistem adat yang diwariskan turun-temurun dan menjalankan pemerintahan yang berbasis pada hukum adat dan kearifan lokal.
Kejayaan Kerajaan Nansarunai
Kerajaan Nansarunai mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-13 hingga ke-14. Pada masa ini, kerajaan ini dikenal sebagai pusat peradaban yang maju dengan ekonomi yang bergantung pada pertanian, perikanan, dan perdagangan. Kerajaan Nansarunai memiliki hubungan dagang dengan suku-suku lain di Kalimantan dan bahkan dengan para pedagang dari luar, seperti dari Jawa dan Sumatra.
Dalam bidang kebudayaan, masyarakat Nansarunai dikenal memiliki tradisi seni yang kaya, seperti ukiran kayu, seni anyaman, dan upacara adat yang rumit. Mereka juga memiliki sistem kepercayaan yang kental dengan animisme, pemujaan roh leluhur, serta dewa-dewi yang dipercaya melindungi alam dan kehidupan mereka.
Kehancuran Kerajaan Nansarunai: Tragedi “Nansarunai Usak Jawa”
Kerajaan Nansarunai mengalami kehancuran besar sekitar abad ke-14 akibat serangan dari Kerajaan Majapahit yang sedang memperluas pengaruhnya ke wilayah-wilayah seberang laut. Serangan ini dikenal dalam tradisi lokal sebagai “Nansarunai Usak Jawa,” yang berarti “kehancuran Nansarunai oleh Jawa.” Dalam serangan tersebut, banyak masyarakat Nansarunai yang terbunuh, pemukiman mereka dibakar, dan sebagian besar wilayah kerajaan dihancurkan.
Akibat serangan ini, masyarakat Dayak Maanyan yang menghuni wilayah Nansarunai terpaksa meninggalkan tanah mereka dan menyebar ke berbagai wilayah pedalaman Kalimantan untuk menghindari ancaman dan pengaruh asing. Kejadian ini menjadi titik balik penting dalam sejarah suku Dayak Maanyan dan menyebabkan berakhirnya eksistensi Kerajaan Nansarunai sebagai sebuah kekuatan politik.
Warisan dan Peninggalan Kerajaan Nansarunai
Meskipun Kerajaan Nansarunai telah lama runtuh, jejak sejarah dan budaya kerajaan ini masih dapat ditemukan hingga hari ini. Tradisi lisan yang kuat di kalangan masyarakat Dayak Maanyan terus menceritakan kisah-kisah tentang kejayaan dan kehancuran Nansarunai. Peninggalan arkeologis seperti situs pemukiman, sisa-sisa peralatan sehari-hari, serta artefak lainnya ditemukan di daerah Barito Timur dan sekitarnya, menjadi saksi bisu dari keberadaan kerajaan ini di masa lampau.
Kerajaan Nansarunai adalah salah satu bagian penting dari sejarah Kalimantan Tengah dan memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat Dayak sebelum adanya pengaruh luar. Sejarahnya menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat Dayak Maanyan untuk mempertahankan budaya dan tradisi mereka di tengah arus modernisasi dan globalisasi. Pemerintah daerah dan para peneliti terus berupaya mengkaji lebih dalam sejarah kerajaan ini untuk memperkaya pemahaman kita tentang peradaban kuno di Pulau Borneo.(*)