Balikpapan(26/1), Nansarunai.com– Agus Bei, aktivis lingkungan ternama di Balikpapan sekaligus peraih penghargaan Kalpataru, kembali menjadi sorotan atas inovasi terbarunya dalam pelestarian lingkungan. Sebagai pengelola Mangrove Center Balikpapan, Agus memimpin upaya penanaman mangrove di pesisir kota, tepatnya di belakang SD Bhayangkari Balikpapan.
Agus mengenalkan metode inovatif yang disebut Buispot GB, sebuah solusi efektif untuk menanam mangrove di lahan pantai berpasir. Menurut Agus, lahan pasir menghadapi tantangan besar karena tidak mampu menopang akar mangrove secara alami akibat pergerakan pasir yang dipengaruhi gelombang, pasang surut, dan angin.
“Metode Buispot GB kami rancang untuk membantu akar mangrove mampu mengikat pasir dengan lebih kuat. Tanah pasir yang terus berubah akibat gelombang, baik sedang maupun keras, dalam 12 bulan akan mengalami pergerakan. Dengan metode ini, akar mangrove dapat tumbuh stabil meski lingkungan terus berubah,” jelas Agus Bei.
Penanaman mangrove ini bertujuan untuk mengatasi kerusakan ekosistem pantai akibat abrasi, sekaligus menjadi langkah mitigasi terhadap dampak perubahan iklim. Mangrove berperan penting dalam melindungi pesisir dari erosi dan gelombang besar, serta menjadi habitat bagi berbagai satwa.
Agus Bei dan timnya dari Mangrove Center Balikpapan berharap metode Buispot GB ini dapat menjadi solusi yang bisa diterapkan di berbagai daerah pesisir lainnya, tidak hanya di Kalimantan Timur. “Kami ingin memastikan bahwa upaya pelestarian ini tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga memberikan inspirasi bagi pengelolaan ekosistem pantai di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Sebagai peraih Kalpataru, penghargaan bergengsi di bidang lingkungan, Agus Bei terus menunjukkan dedikasi dan inovasi dalam menjaga keseimbangan alam di Balikpapan, menjadikannya teladan bagi generasi muda dalam pelestarian lingkungan.(tsa)







