Balikpapan(22/4), Nansarunai.com– Dalam pernyataan yang membakar atmosfer politik pasca-Pemilu 2024, tokoh masyarakat Dayak sekaligus pengusaha terkemuka Kalimantan Timur, Dr. Abriantinus S.H., M.A, melontarkan kritik keras terhadap sejumlah purnawirawan jenderal yang menolak hasil Pemilu dan terpilihnya Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto.
“Menolak Gibran, artinya menolak mandat rakyat dan keputusan konstitusional yang telah ditetapkan oleh KPU, diawasi Bawaslu, dan dikuatkan oleh Mahkamah Konstitusi. Ini bukan sekadar kritik, ini pembangkangan terhadap demokrasi,” tegas Abriantinus di Balikpapan, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, manuver para purnawirawan yang menggulirkan narasi penolakan dengan bungkus moral justru memperlihatkan adanya ambisi politik pribadi yang gagal move on dari masa lalu kekuasaan. “Mereka ingin kembali ke panggung, bukan untuk bangsa, tapi demi ego dan warisan politik mereka yang makin usang,” kritiknya tajam.
Menariknya, Abriantinus mengaku bukan pendukung pasangan Prabowo-Gibran saat Pemilu. Tapi ia menekankan pentingnya kedewasaan dalam berdemokrasi.
“Rakyat sudah memilih. Termasuk masyarakat adat dan generasi muda. Maka hasilnya harus dihormati. Ini bukan soal suka atau tidak, ini soal legitimasi,” tegasnya.
Ia pun menyinggung mentalitas sebagian elit politik yang seolah alergi pada kehadiran anak muda di kursi kekuasaan.
“Kalau Gibran ditolak hanya karena dia muda dan anak Presiden, lalu kapan regenerasi dimulai? Inilah bukti nyata bahwa sebagian elit kita terjebak dalam mentalitas feodal politik, di mana kursi harus diwariskan ke lingkaran tua yang itu-itu saja,” sindirnya pedas.
Sebagai tokoh adat, Abriantinus menyerukan agar para jenderal purnawirawan yang masih bermain di belakang layar untuk berhenti mencabik-cabik bangsa lewat narasi pembelahan.
“Pensiunlah dengan terhormat. Bangsa ini butuh rekonsiliasi, bukan perpecahan,” tegasnya lagi.
Tak hanya soal politik, Abriantinus juga menyampaikan kritik terhadap program makan gratis yang dijanjikan Prabowo saat kampanye.
“Kalau program ini tak berdampak nyata terhadap kesejahteraan rakyat, hentikan saja. Fokus pada pendidikan gratis, pelatihan kerja, dan lapangan kerja itu lebih strategis dan berkelanjutan,” katanya.
Abriantinus yang juga sekaligus merupakan Ketua APINDO Kalimantan Timur, juga mengingatkan bahwa program ini bisa menjadi bumerang bagi dunia usaha.
“Anak makan gratis, tapi ayahnya kena PHK karena perusahaan tak sanggup bersaing dengan subsidi negara? Ironis. Negara harus adil, bukan sekadar tampil heroik,” ujarnya.
Di penghujung pernyataannya, Abriantinus mengajak semua pihak untuk kembali bersatu dan menatap masa depan Indonesia dengan semangat baru.
“Cukup sudah manuver inkonstitusional. Dunia sedang panas, resesi di depan mata. Saatnya kita bersatu membangun bangsa, bukan mempertahankan kepentingan kelompok,” pungkasnya.(tsa)